Rabu, 29 Januari 2014




    Perhatikan apakah anak bermain seharian, sering bermain dalam jangka waktu lama [lebih dari tiga jam].”
    Perhatikan apakah mereka main untuk kesenangan, cenderung seperti tak kenal lelah dan mudah tersinggung saat dilarang.
    Apakah mereka mengorbankan kegiatan sosial dan olahraga, enggan mengerjakan PR, dan ingin mengurangi ketergantungannya tapi tak bisa.

\     Jika anak mengalami tiga gejala diatas, bisa disimpulkan bahwa anak Anda mungkin sudah terlalu banyak menghabiskan waktu untuk bermain video games. Satu gejala terpapar secara berlebihan yang juga bisa dilihat orangtua adalah kekakuan pada gerakan anak.
\     Dari gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa games dapat dimanfaatkan untuk memacu kreatifitas dan daya berpikir cepat seseorang. Hal itu sangat bermanfaat bagi anak-naka usia sekolah serta mahasiswa. Tetapi, jika kita tidak dapat mengendalikan diri dalam mengatur frekunsi bermain games, maka dampak yang akan ditimbulkan sangatlah berbahaya.

Solusi menangani kecanduan game pada anak bisa dengan berbagai cara berikut..
\     Salah satu cara mendidik anak kecil supaya cerdas diantaranya di perkenalkan dengan sebuah game edukasi, yaitu sebuah game yang akan membantu perkembangan saraf motorik terhadap anak kecil. Jenis game yang bisa anda dapatkan antara lain flash game, puzzle dan yang lainnya.
\     Singkatnya permainan itu dituduh menjadikan orang berperilaku kompulsif, tak acuh pada kegiatan lain, dan memunculkan gejala aneh, seperti rasa tak tenang saat keinginan bermain tidak terpenuhi. Penelitian lebih dari sepuluh tahun lalu menunjukkan bahwa pecandu video game (junkies) adalah individu berintelijensi tinggi, bermotivasi, dan berorientasi pada prestasi. Mereka berprestasi bagus baik di sekolah maupun tempat kerja yang tidak terganggu dengan hobi yang satu ini. Namun kecanggihan game yang terus berkembang dan makin banyak dibuat pada abad 21 ini, masih jadi tanda tanya apakah game berpengaruh pada orientasi prestasi seseorang. Lebih khusus lagi layakkah orangtua khawatir dengan kegandrungan anak-anaknya dalam permainan virtual ini.
\     Bermain game bagi perkembangan anak usia sekolah juga memiliki dampak yang positif jika berhubungan dengan pendidikan. Game seperti itu malah dapat menunjang kemampuan daya berpikir secara logis bagi si anak.
\     Sebaliknya, jika game yang berbau kekerasan seperti GTA yang sedang - in beberapa waktu lalu mengisahkan tentang seorang pemuda dengan watak sangat keras, yang bisa membunuh dan  merampok. Dan itu semua hanya dilakukan dengan kendali dua tangan dan otak  manusia yang bermain. Game seperti inilah yang tidak sehat untuk dilihat oleh anak yang belum menginjak usia kematangan. Karena ketika si anak melihat dan memainkan permainan yang tidak sesuai dengan usianya akan mengganggu perkembangannya.

Karena respon yang diterima  merupakan hasil dari apa yang dilihat oleh indera yang kemudian  distimulus ke otak., ketika seorang anak bermain tembak–tembakan, bisa saja dia akan memikirkan hal serupa dengan yang dia mainkan di game itu. Dia akan berpikir kalau seorang itu ditembak maka dia akan hidup lagi seperti di dalam game. Karena dia tidak pernah diberi tahu atau diberikan pengertian seperti apa efek dari permainan yang digunakannya.

0 komentar:

Posting Komentar